Syekh Abu al-Hasan Syadzili r.a. berkata :
”Semestinya kau lebih menghindari kebaikan manusia daripada kejahatan mereka. Karena kebaikan mereka akan mengenai hatimu, sementara kejahatan mereka akan mengenai tubuhmu. Apa yang menimpa badanmu lebih baik daripada yang menimpa hatimu. Musuh yang mengantarmu menuju Allah lebih baik daripada kekasih yang memutuskanmu dari Allah.”
“Apabila orang zalim menyakitimu, bersabarlah. Jangan menganiaya dirimu sehingga terkumpul dua kezaliman : kezaliman orang lain atas dirimu dan kezalimanmu atas dirimu.”
Apabila kau bisa bersabar dan menahan diri, Allah akan membalasmu dengan sifat lapang dada sehingga bisa memaafkan dan mengampuni. Atau mungkin Dia akan membalasmu dengan cahaya ridha-Nya sehingga kau akan mengasihi orang yang menganiaya dirimu dan mendoakan kebaikan untuknya.
Sesungguhnya pembelaan ALLAH kepada para wali-Nya mewujud bukan karena mereka memintanya. Anggaplah mereka sebagai orang yang mendapat pembelaan dari ALLAH. kepada-Nya, ALLAH akan menolong dan membela mereka.
Bukankah ALLAH telah berfirman : “Siapa yang bertawakal kepada ALLAH, Dia akan mencukupinya”.
Seorang arif berkata, “Hardikan musuh adalah cambuk Allah bagi hati hamba ketika ia merasa nyaman dengan selain Dia. Tanpanya, hati tersebut akan tertidur dalam kesombongan dan kemuliaan yang merupakan sekat penghalang dari Allah Yang Mahaagung”.
Harus diketahui bahwa jiwa manusia menyenangi kedudukan yang mulia dan tinggi. Jika Allah membiarkan mereka, pasti mereka binasa. Karena itu Dia menjaga mereka dari kebinasaan dengan cara menyediakan orang-orang yang akan menyakiti dan mendengki mereka. Semua ini merupakan bentuk kebaikan Allah Swt bagi para wali dan kekasih-Nya. Apabila cahaya mereka telah sempurna dan jiwa mereka bersih dari segala kotoran, maka hamba pilihan-Nya itu akan menjadi salah satu pedang Allah yang akan memberi kemenangan untuk-Nya.
... dari Latha'if al Minan (Ibnu Athaillah)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar