Hidup ini adalah pendidikan yaitu TARBIYAH RABBANIYAH. Dalam Kasih Sayang-Nya, Dia senantiasa 'mengawal' tiap-tiap jiwa mencapai kesempurnaan hidupnya. Apapun yg terjadi pada diri pribadi tidak lepas dari tujuan kesempurnaan diri.
Ayat Al Qur'an dibuka dgn Al Fatihah, dimulai dgn Al Baqoroh dan ditutup dgn An Naas. Maka setelah kita mengenal inti perjalanan hidup untuk mencari jalan lurus dan menghindari jalan orang dholim dan dimurkai, maka kita mulai start melangkah dari arah kanan (membaca Al Qur'an adalah dari arah kanan, bahwa memulai transformasi diri pun dimulai dgn cara yg 'kanan') sebagai seekor 'Baqoroh' (setelah surat Al Fatihah, diteruskan surat al Baqoroh) dan akan berakhir kepada An Naas (manusia). Terbaliknya langkah akan mengubah arah transformasi (yaitu jika kita justr membaca Al Qur'an dari arah kiri, maka akan dimulai dari surat An Naas ke Al Baqoroh).
Dalam rentang 6666 ayat/tanda Kuasa-Nya kita akan diantarkan kepada transformasi Ruhaniah mencapai derajat 'insan'. Ciri utama sampainya seseorang dapa titik kamil, apabila ia sampai pada pemahaman 'Tauhidiyyah' yg berintikan pada prilaku 'ikhlas'. Setan sendiri menyatakan kepada Sang Pencipta, bahwa para 'mukhlis' adalah golongan yg tiada tersentuh godaannya. Kalaupun godaan mencapai dirinya, tiada pernah memberikan akibat kecuali justru lebih mendekatkan derajatnya di sisi Allah.
Inilah yg digambarkan secara tersirat rangkaian firman Allah dalam surat Al Ikhlas. Jika suatu surat dinamakan Yasin, karena didalamnya ada kata Yasin. Namun pada surat yg menjelaskan tentang keesaan Allah, Dia berikan nama untuk surat itu dgn nama "Al Ikhlas". Kata 'ikhlas' itu sendiri tidak tersurat dalam kalimat atau ayat dalam surat Al Ikhlas.
Secara hikmah, proyeksi Keikhlasan bermuara pada Pentauhidan Allah, dan orang2 yg kuat ketauhidannya senantiasa menghiasi aktiitas ibadahnya dgn nilai keikhlasan diri. Ikhlas akan muncul dari hati yg beriman pada Tauhidullah. Bukti seorang sudah ikhlas apabila dalam dirinya tertancap keimanan yg kuat terhadap Allah.
Apabila fase ini telah dimiliki, maka calon insan akan tersinari cahaya Al Falaq. Batinnya terlindungi dari keburukan manusia. Baginya sama dicintai dan dibenci, kaya dan miskin, sakit dan sehat. Ia tiada pernah membenci pada selainnya dan selainnya merasa malu untuk membencinya. Hatinya berkilau oleh Cahaya Kemuliaan yg bersinar dari Pemilik Falaq. Maka patutlah ia menyandang gelar insan, makhluk paripurna dari segala makhluk. Makhluk yg dipercaya menduduki jabatan khalifah atau wakil Allah.
Susunan tiga surat terakhir Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas, memberikan isyarat adanya langkah-langkah terakhir dari perjalanan transformasi diri. Sebelum menjadi An Naas, maka manusia akan masuk pada tahap 'ikhlas'. Tahap ini selanjutnya mengantarkannya pada fase Falaq. Dan terakhir jadilah ia seorang Naas (manusia).
Oleh karenanya, Iqra bukan sebatas ayat-ayat yang bicara, tetapi juga menggali makna ayat-ayat yg diam, dan juga menggali ayat-ayat rutin yang kita sendiri sering tiada menyadarinya sebagai ayat.
dikutip dari Buku "Sang Maha-Segalanya Mencintai Sang Maha-Siswa" karya Ahmad Sulthoni
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar