NIAT (niyyah) sangat penting, karena dia terdiri atas 3 huruf, yaitu : Nun, yg melambangkan nur Allah / Cahaya Allah ; Ya, yg melambangkan yad Allah, Tangan Allah ; dan Ha, yg melambangkan hidayat Allah, Bimbingan Allah. Niat adalah hembusan jiwa.
"Penting sekali bagi para pejalan untuk mendaki gunung sebelum dia menikmati pemandangan di puncak. Untuk mendaki gunung, para pejalan harus melakukan perjalanan dari dunia yang rendah menuju Kehadirat Ilahi. Dia harus menempuh perjalanan dari dunia ego yang penuh realitas sensual menuju kesadaran jiwa akan Realitas Ilahi”.
"Apakah di balik cerita Rasulullah saw, ‘Sebagian dari iman adalah memindahkan apa-apa yang membahayakan dari Jalan?’ Yang Beliau maksud dengan ‘yang membahayakan’ itu adalah ego, dan yang Beliau maksud dengan ‘Jalan’ adalah Jalan Menuju Allah swt, sebagaimana Dia berfirman kepada Bayazid al-Bistami, ”Tinggalkan egomu dan datanglah pada Kami”
"Para pejalan harus membuat kemajuan dengan segala usahanya. Dia harus menghabiskan seluruh waktunya untuk satu tujuan yaitu sampai di maqam Cinta Ilahi dan Hadirat Ilahi. Dia harus menjadi sadar bahwa dalam segala usahanya dan dalam segala tindakannya Allah menyaksikan sampai sedetail-detailnya. Para pejalan harus membuat catatan mengenai tindakan dan niatnya setiap hari dan setiap malam dan menganalisa tindakannya setiap jam, setiap detik, dan setiap saat. Jika semuanya baik, dia bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut. Jika tindakannya buruk, dia harus bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT”
“Para pejalan harus selalu berusaha untuk mematuhi Perintah Allah, dan dia harus selalu berada dalam keadaan suci. Pertama dia harus mempunyai hati yang bersih sehingga tidak akan berpaling kepada apa pun kecuali Allah. Selanjutnya dia harus menjaga agar bagian dalam tubuhnya tetap suci, dan tidak diperlihatkan kepada orang lain, Yaitu dengan cara melihat dengan pandangan yang benar”
“Kesucian dada (sadr), terdiri atas harapan dan kepuasan terhadap Kehendak Ilahi. Kemudian kesucian jiwa, yang terdiri atas kesederhanaan dan penghormatan yang tinggi. Kemudian kesucian perut dengan hanya memakan makanan yang halal. Diikuti dengan kesucian badan yaitu dengan meninggalkan keinginan. Diikuti dengan kesucian tangan yang terdiri atas keshalehan dan ikhtiar. Kemudian kesucian dari dosa yaitu dengan menyesali kesalahan yang telah dilakukan. Selanjutnya kesucian lidah, yang terdiri atas dzikir dan istighfar. Kemudian dia harus mensucikan dirinya dari kelalaian dan kealpaan”
“Diam adalah keadaan terbaik, kecuali dalam tiga kondisi: kalian tidak boleh berdiam diri dalam menghadapi sesuatu yg buruk yang menyerang hatimu, kalian tidak boleh berdiam diri dalam mengarahkan dirimu untuk mengingat ALLAH, dan kalian tidak boleh berdiam diri ketika pandangan spiritual dalam hatimu memerintahkan untuk bicara”
* Dikutip dari berbagai sumber..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Lihat Daftar Isi !

Tidak ada komentar:
Posting Komentar