Selasa, 22 September 2009

Fitrah Sejati adalah Meng-Akbarkan Allah

Setelah sebulan penuh kita menjalani pendidikan ruhani dan jasmani, semoga kebahagiaanlah yg mengiringi kita di hari iedul fithri. Hari kemerdekaan yang hakiki. Hari segalanya penuh Takbir, Tasbih dan Tahmid. Hari lahir kembali. Jangan lagi ada noda, luka, aniaya diri sendiri. Jika masih ada keraguan atas Rahnmat dan AnugerahNya, jika masih ada dendam pada diri sendiri, jika masih ada emosi dan prasangka di hati pada sesama, segeralah bersihkan dengan permohonan yang total padaNya……
Dengan itu pula kita memperbanyak takbir. Takbir ini bukan takbir yang hanya keluar dari lisan kita, namun ekspresi qalbu kita yang memang begitu syahdu mengagungkan Allah.
* Takbir yg semakin menyadarkan kita bahwa kita adalah makhluk yg kecil, makhluk yg lemah, yg tak berdaya di hadapan Allah Swt.
* Takbir yang mengikis sifat-sifat takabur & kesombongan kita, sifat ke-besar-an kita, karena memang hanya Allah yang pantas menyandang gelar Maha Besar.
* Takbir yang mengungkapkan rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan kesempatan yang kesekian kalinya kepada kita untuk menikmati Ramadhan.
* Takbir yang memurnikan tauhid kita, yang semakin mengikhlaskan ibadah kita.
* Takbir yang mengantarkan kita kepada kesejukan ruhani, kebahagiaan batin sehingga kita merasakan aroma kemenangan berkat hidayah kesabaran yang Allah limpahkan pada kita.

Allah berfirman dalan surat al-Mukminun (23) ayat 111,
"Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang.”

TAKBIR
1. Takbir engkau adalah hatimu itu hadir (tiada berpaling kepada sesuatu), yakni ingat & membenarkan kepada Allah ta’ala & ikhlas, artinya bersih amal ibadat kita semata-mata karena Allah ta’ala.
2. Takbir engkau itu menjauhi apa yang dilarang Allah SWT.
3. Takbir itu tempat perhimpunan dari pada ”LA ILAHA ILLA ALLAH” yaitu pandangan kita hanya kepada Allah semata-mata. Artinya diri kita itu fana, tidak ada pengakuan kita, artinya fana hanya Allah Ta’ala semata-mata bukan kita, karena kita hanyalah hamba.

Oh, jika pintu ma'rifatullah telah terbuka, Allah lah yang mema'rifatkanmu, bukan dirimu. Jangankan kau kenal diri-Nya, mengenal dirimu saja selalu buntu. Bolehlah kau mengenal dirimu, jika akhir pengenal akan dirimu tak lebih dari debu yang berterbangan, hingga kau mengenal Tuhanmu tanpa batas dan tiada tara. Allahu Akbar!

Allah Allah Allah… Semuanya tanpa kecuali. Allah Allah Allah…. Semuanya tanpa henti. Allah Allah Allah…. Semuanya cahayaNya. Allah...Allah...Allah…. Semuanya tiada kecuali WajahNya…

(Sufinews & qalbu.net)

Tidak ada komentar: